Tuesday, July 9, 2013

(1) Ramadhan: Mencairkan yang beku


Banyak sekali perumpamaan yang bisa menjadi alasan penghormatan atas kedatangan bulan suci ini; Jika tahun lalu saya memaknai Ramadhan sebagai dermaga pemberhentian, kali ini saya ingin melihatnya sebagai kesempatan untuk mencairkan kembali spiritualitas yang beku.

Menurut saya, spiritualitas memang tak pernah mati. Selama kita masih hidup dan bernyawa, potensi spiritualitas kita akan selalu ada dan tersedia. Saat hidup kita terasa kering dan hampa, sebenarnya yang terjadi adalah bahwa ada kemungkinan spiritualitas kita sedang membatu atau telah membeku, sebab kita terlalu lama mengabaikannya.

Dari bahasanya, SPIRIT berarti Ruh atau Jiwa. Bahwa memang ada bagian-bagian dalam diri ini yang sifatnya sangat absurd. Dia berada diluar rasio dan emosi, namun bisa memengaruhi keduanya. Dialah bagian-bagian tak terjabarkan yang saya kenali sebagai "yang spiritual". Tuhan menegaskan absurditas jiwa dalam kitab suci dengan memblokir akses pengetahuan kita tentang nya; kita hanya boleh tahu sedikit saja tentangnya (al-Isra'; 85). Menarik, karena spiritualitas dalam bahasa kita disebut sebagai yang Rohani. Rohani dari kata Roh/ Ruuh yang merupakan derivasi (turunan) dari kata Riih yang berarti angin; Ia ada dan bisa dirasa, walaupun tak kasat mata.

Spiritual atau 'yang spirit' sebenarnya juga bisa difahami sebagai energi; sesuatu yang memberi daya dan menghidupi. Bisa dibayangkan betapa kering kehidupan ini tanpa energi; betapa sia-sia alat-alat elektronik itu tanpa aliran listrik.

Puasa sebagai defrostasi (pencairan)  spiritual, berarti melampaui gairah penyambutan untuk sekedar perayaan atas momen-momen yang material. SPIRITUAL berarti bersifat kejiwaan, bukan kebendaan. Ini tentu saja telah jamak diaminkan khalayak, bahwa Ramadhan itu lebih dari sekedar pengendalian diri atas hal-hal yang material seperti makan, minum dan sex, namun penyambutan Ramadhan adalah gairah untuk kembali mencairkan kembali kebekuan jiwa dengan memurnikan tubuh dari sekedar hasrat untuk memenuhi syahwat terhadap yang materi. Penyambutan Ramadhan adalah gairah untuk mendapatkan kembali energi kehidupan, agar hari-hari menjadi kembali seimbang dan lebih segar...  





No comments: