Wednesday, February 15, 2012

(9) Korelasi Puasa dan Taqwa


Subuh tadi saya membaca ulang ayat-ayat alQuran secara random (acak) dan tiba-tiba saya ingin membaca ayat tentang korelasi Ramadhan dan ketaqwaan QS 2:183. Ayat itu masyhur dibaca dimana-mana: "wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atasmu berpuasa sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa". Tepat disitu ayat berhenti dengan sebuah penanda. Namun yang menarik, sebagian pakartilawah meletakkan tanda berhenti (waqaf) yang tidak begitu 'tegas', sehingga ayat itu bisa langsung diteruskan dengan ayat selanjutnya. "pada beberapa hari yang terhitung.." (2:184)  

Dua kali ayat itu saya baca dengan dua pemberhentian yang berbeda. konsekwensinya, muncul dua makna:
1. Tuhan memerintahkan puasa pada bulan ramadhan, agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa.
2. Tuhan memerintahkan puasa pada bulan ramadhan, agar pada hari-hari yang terhitung ini kita menjadi bertaqwa...

Makna yang kedua ini sedikit menggelitik. Seakan-akan ketaqwaan itu secara lebih khusus diharapkan meningkat pada hari-hari yang terhitung ini saja (baca: tiga puluh hari)...lho apa di hari-hari lain kita tak perlu peningkatan taqwa? Bukan begitu, tapi lihatlah fokus pemberhentian ini, maknanya  menjadi lebih 'manusiawi' dan lebih mudah tercerna. Iman itu memang pasang surut; ketaqwaan itu datang dan pergi. Namun ayat dengan 'cara pemberhentian' ini seakan ingin berbicara kepada kita bahwa pada bulan ini khususnya, ketaqwaan seharusnya DATANG dan MENINGGI. Tak boleh surut atau menipis. Jujur tiba-tiba saya menyukai cara baca saya yang kedua itu. 

Ada orang-orang yang sangat skeptis dan sinis tentang Ramadhan. Sambil berkelakar mereka bilang "mumpung Ramadhan, ibadahnya dibanyakin"..."paling-paling sepuluh hari pertama saja masjid nya penuh, nanti sepuluh hari kedua, pusat keramaian sudah berpindah ke pasar dan  mall-mall", " oh orang itu rajin sedekah di bulan ramadhan aja"...dan seterusnya...Saya ingin katakan, TIDAK APA-APA, memang demikianlah yang dimaksudkan. Kita tidak mengandaikan bahwa gara-gara SATU bulan puasa, kemudian iman dan taqwa menjadi meningkat secara stabil satu tahun penuh, ibadah dan ketaatan meningkat terus tanpa kendala...impossible!. Saya tahu diri, bahwa ada kalanya dalam satu tahun itu iman kita teruji sana sini. Bagai lautan, badainya tak mampu diprediksi. Nyatanya, Tuhan memang gemar membalik-balik hati 'Muqallibal Quluub". Sabda Nabi, "keimanan dalam hati itu fitnah yang sangat misterius, seperti malam yang gulita, di pagi hari beriman, disore harinya kufur....di sore hari kufur, pagi nya beriman lagi..."    

Ya, memang begitulah saya fikir tentang bulan ini, sangat spesial. Saya sangat menyukai permisalan Ramadhan sebagai dermaga, seperti yang pernah saya tulis dalam 'tafakkur ramadhan' hari pertama dulu; bahwa pada bulan ini memang seharusnya amal ibadah dan kesalehan menjadi 'mendadak dangdut". Tiba-tiba kesalehan dan gelora ibadah menjadi menyala-nyala. Kalaupun nanti di luar Ramadhan ibadah dan ketaatan menyusut lagi, itu tak masalah, ketika iman menjadi surut lagi, tak apa-apa...itu wajar. memang demikian adanya pasang surut keimanan. kita ini berhenti sejenak di pelabuhan, sedang memperbaiki kapal...adapun dalam pelayaran selanjutnya kapal kita dihantam badai lagi dan menjadi rusak lagi, itu tak masalah!

Pikir saya, jika dengan pengkondisian Ramadhan saja, iman dan taqwa kita tidak pasang...maka sepertinya sungguh jauh mengharap bulan-bulan yang lain akan menjadi pecutan bagi peningkatan amal. Jika Tuhan telah hidangkan segala jamuan dan Ia telah menyebar undangan sebegitu memikat pada bulan ini, namun kita tak datang.. maka bukankah akan tipis harapan kita jika di bulan-bulan lain kita bisa 'peduli' akan panggilannya?

Rasulullah saw. pernah berharap agar seluruh tahun dijadikan Ramadhan'. tapi itu hanya harapan dan andai-andai saja...Jamuan Tuhan yang sebegini mewah tak sepanjang tahun ada. Satu bulan saja dan Ia jadikan itu sungguh istimewa. Manfaatkan waktu di pelabuhan ini untuk berbenah...kita tak akan tahu apa yang akan terjadi di lautan lepas nanti.

(Madyan: Tafakkur Ramadhan)

No comments: