Tuesday, July 31, 2012

(11) Si Bimbo dan Pertanyaannya


Salah seorang teman saya, Muslim, laki-laki, tadi bertemu dan bilang bahwa dirinya sedang "udzur" tidak berpuasa. Hmmm, tengah hari tadi saya lihat dia menyeruput es Degan sambil sayup-sayup melantunkan lagu Bimbo yang liriknya berbunyi "Ada anak bertanya pada bapaknya, buat apa berlapar-lapar puasa?". Wah, Saya jadi terusik untuk ikut ngakak, dan... kami pun berbincang-bincang. 

Saya suka dengan pertanyaan Bimbo dalam lirik itu, walau saya tak begitu tertarik dengan jawabannya. Saya fikir, baik saya maupun masing-masing anda yang berpuasa seharusnya punya jawaban sendiri tentang untuk apa kita berlapar-lapar puasa? Ya ini adalah sebentuk komunikasi sakral berupa ibadah yang sangat private dan intim antara hamba dengan Tuhannya. Jadi jawabannya anda dan Tuhan sendiri yang tahu. Untuk apa anda puasa? 

Secara umum, Tuhan memang kemukakan alasan pensyariatan puasa dalam al-Quran, yaitu "Agar kalian bertakwa".... namun, penjabaran dan refleksi anda sendiri bagaimana tentang takwa itu? Saya sebut puasa ini urusan kita yang prifat, karena Tuhan juga pernah bersabda dalam Kalimat kudus (Hadits Qudsy) Nya "Asshoumu Lii wa ana ajzii bihi" (Puasa itu adalah ibadah khusus buat-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya). Loh, apakah ibadah lain bukan untuk Dia? Tentu saja semua ibadah hanya untuk-Nya. Akan tetapi, sabda kudus tadi ingin menegaskan bahwa ganjaran dari ibadah-ibadah lain itu sudah fix pahalanya; harga dari Tuhan sudah tertera; setiap amal seakan sudah ada label atauprice tag-nya. Misalkan, satu ibadah bernilai 10 kebaikan, 27 kebaikan dan seterusnya. 

Berbeda dengan puasa. Ibadah yang ini tak ditempeli harga pasti. PUASA adalah satu-satunya Ibadah dimana Tuhan memilih untuk mentraksasikannya secara tradisional; ada semacam "tawar menawar", sebentuk audisi; ada evaluasi dari nya yang sangat pribadi; dan Dia sendiri memang yang akan memberi kita harga (pahala) yang paling pantas untuk puasa kita. 

Ingatkah sahabat tentang tulisan saya tentang "Jual beli ibadah di pasar Kaget?" Ya, biasanya Tuhan belanja ala swalayan modern. Berbeda untuk ibadah puasa ini, DIA lebih memilih pola dagang di pasar kaget, dimana harga belum ditentukan sebelumnya. Jadi, ini memang benar-benar kompetisi. lalu dengan puasa ini kita nanti dapat apa?

Kalau semua yang kita lakukan ini hanya agar nanti di akhirat kita memiliki kenangan bahwa kita pernah kehausan dan kelaparan... Wah, saya benar-benar sepakat dengan teman saya, yang menyeruput Es Degan di siang bolong tadi. Teman, mungkin ada baiknya kita berdiskusi dengan Tuhan, seberapa mahal kwalitas puasa kita yang harus Ia bayar... ah, tapi hati-hati ini... karena menurut saya, Ibadah puasa ini bukan hanya tentang peluang bisnis yang basah dan itung-itungan..  


( Tafakkur Ramadhan hari 11)

No comments: