Friday, July 27, 2012

(7) Sambaran Kilat di Pagi Buta

Tak terasa sudah hari ke 7 Ramadhan, suasana hati saya FLAT, tidak sedih, tidak juga bahagia; LIMINAL; diantara dua. Kondisi mental saya sedang berada pada suatu tempat bernama "al-manzilah baynal manzilatain", satu tempat diantara sorga dan neraka. Karena itu saya mencari emoticon yang mewakili dan tak menemukannya. Mungkin begini .... :(: ???

Subuh tadi, salah seorang teman baik, calon doktor yang paling unggul diantara kami mengabarkan bahwa dirinya baru saja menyelesaikan apa yang menjadi wajibnya; ujian tertutup ; final s3 dan LULUS. Dhuar!!!... tiba-tiba geledek terdengar di langit saya, hujan tiba-tiba datang tanpa gerimis; menderas, dan sekejap saja kabar itu berubah menjadi badai dengan topan yang menggulung-gulung. Tadi, sejenak saya merasa ada yang mengalir bahagia di urat-urat saya; turut merasa bangga dan lega atas sahabat sekelas saya itu; tapi urat-urat saya itu juga jadi kecut mengkerut, karena ia tiba-tiba teringat bahwa ia adalah urat-urat yang menjalar ditubuh saya, bukan tubuh teman saya. Ya, saya sedang menyadari diri saya yang kewajiban disertasinya belum selesai. Kalau mau agak sinis boleh dibilang "mangkrak" terhambat.

Tak banyak berfikir, tubuh saya bereaksi lemas dan terkulai tidur. Beberapa jam saya berada di "wonderland", tiba-tiba istri saya membangunkan lelap saya. Sekonyong-konyong, saya terperanjat dan berkata "aish...kenapa sih saya kok dibangunkan...?" Sedikit menyesal, kenapa saya tersadar lagi tentang urat-urat yang tadi mengejang? Istri saya bertanya gusar... "Memangnya ingin gak bangun lagi?" Tak menjawab, saya hanya terus menyelonong ke kamar mandi untuk mengguyur kepala yang serasa (masih) berada di dunia bintang.

Selesai mandi, saya melihat beberapa sms dari teman-teman lain saya yang juga sekelas. Tiba-tiba saya terbahak-bahak, karena ternyata yang merasakan badai Hurricane beserta gempa Tektonik plus Vulkanik berkekuatan 9.5 SR tadi bukan hanya saya.... Hehehe, saya bernafas dalam-dalam dan sedikit merasa nyaman, karena saya tahu bahwa saya "TAK SENDIRI". Di perjalanan ke kantor tadi, saya menyanyikan lagu Michael Jackson "You are not alone...."

Teman, ini adalah refleksi dari keterpanjatan saja. Saya kira ini sangat penting dan saya harus tulus berterimakasih setinggi-tingginya untuk teman saya yang mengirimkan badai dari kejauhan itu :)... Saya beberapa kali mengalaminya di kehidupan ini, dan badai-badai serupa selalu berhasil menyeimbangkan dunia saya. Sekali lagi, terimakasih untuk teman (Doktor) paling saya kagumi itu. Beliau seorang Scorpion-Novemberist yang selalu merayakan ulang tahun bareng, karena beliau lahir tepat di tanggal dan bulan yang sama dengan saya.

Well, kini saya tahu apa yang harus saya perbuat. Saya memilih untuk menyayangi diri saya, daripada harus menganggap diri saya sebagai manusia yang "telat" dan "terlambat". Ya, saya memilih untuk selalu menganggap diri saya hebat [#daripada mengharap pujian orang lain yang gak datang-datang :( ]. Karena, walau mimpi menjadi doktor ditahun ini tertunda, namun tahun ini telah menyibukkan saya dengan lompatan-lompatan hidup yang luar biasa "besar" dalam kehidupan saya. Saya tak henti berujar al-Hamdulillah...

Jadi teman, jika keterlambatan studi saya ini adalah kutukan waktu, saya tidak ingin menghukum diri saya dengan perasaan bersalah yang mengecilkan nyali. Untuk kutukan ini, saya ingin menebusnya dengan cara mencium tulus diri saya sendiri. Mungkin, saya memang sedang terbawa cerita putri salju versi serial TV berjudul "ONCE UPON TIME" yang sempat saya tonton bersama istri. Ya, saat ini saya tertarik untuk ikut menganggap kisah itu bukan sekedar fairy tale yang kosong. Apalagi jika saya kaitkan dengan "keterbiusan" saya selama ini. Saya belajar, bahwa Putri Salju (juga) terlepas dari kutukan "koma" nya dengan satu ciuman yang berasal dari cinta yang tulus, maka saya juga bisa lepas dari "koma" saya dan perasaan dihantui oleh bayangan "disertasi mangkrak" ini. Saya yakin, bahwa saya sangat tulus mencintai diri saya sendiri, maka saat ini biar saya coba menciumnya.... :)

Tentang Ramdadhan dan apa yang tercapai; refleksi-refleksi ini biar berjalan atau berhenti semaunya...... Saya yakin tiada hal yang sia-sia. Tak harus menghentikan semua hal, namun tragedi yang terjadi di relung jiwa saya hari ini mengingatkan bahwa pekerjaan saya banyak dan seharusnya itu dilakukan dengan memilah mana yang seharusnya menjadi prioritas. Ramadhan dan studi s3 saya, dua-duanya saat ini menagih mimpi saya dengan satu kata "DEADLINE". Walaupun menjadi doktor bukanlah "happy ending", sebagaimana hari raya nanti juga bukanlah garis finish perjuangan, akan tetapi hari ini semangat saya kembali menyapa, dan yang benar saja, ia turut bertaruh jika saya sampai bisa keluar dari bermacam medan perang ini sebagai "ksatria"

Baca Tafakkur Ramadhan 1433 H yang lainnya...  

No comments: