Friday, July 27, 2012

Ramadhan: Jangan Boros Kebaikan


Semalam sahabat dekat saya di Yogya mengirimkan sms "Dyan, aku bosen dengan agama, aku bosan dengan ritual Ramadhan dan lebaran". Hmmm...Saya sedikit terkejut, karena setahu saya, teman akrab saya ini adalah seorang jilbaber taat yang sehari-harinya saya lihat memiliki citra kesalehan di atas rata-rata..(Weh, maaf ya mbak xxxxx, mungkin anda sedang membaca tafakkur saya ini...! hehe)

Saya bilang, yah kebosanan itu memang Tuhan yang ciptakan...Tuhan sendiri tak memiliki kebosanan. Dalam sabda Nabi disebutkan bahwa Tuhan tidak akan bosan sampai kalian sendiri yang bosan". Bukankah Ramadhan sudah tinggal dua hari lagi, tapi mengapa keluhan begitu menjadi penting buat mu? Saya bilang mungkin kamu 'boros' beribadah..kamu mementingkan kuantitas dan jumlah...Teman, berlomba-lomba ibadah di bulan Ramadhan ini bukan hanya tentang jumlah, ini tentang perlombaan jiwa. Mungkin kamu bosan karena ibadah terlalu banyak, jadi menurut saya, dikurangi saja, sedikit jumlahnya tapi 'nendang' di hati... 

Jujur, saya memang tidak tahu harus merespons seperti apa, karena saya fikir itu adalah curhatan paling jujur yang tidak pernah saya sangka-sangka. Saya pernah curhatkan hal yang relatif mirip dalam salah satu catatan tafakkur saya di awal-awal Ramadhan dulu, tapi ternyata memang demikianlah sebuah siklus hati..sebuah fluktuasi iman dan ketaatan. potret yang sebenarnya tentang kelabilan emosi yang saya yakin dimiliki setiap hamba. 

Ada fase-fase tertentu ketika kita perlu 'memberhentikan sejenak' atau 'mengurangi' ritual-ritual itu sehingga kita memang beribadah betul-betul dengan kesadaran dan gairah...bukan semata karena dorongan-dorongan dari luar. Tuhan memang memanggil jagat untuk beribadah dengan sistem dan simbol-simbol, seperti syariat adzan, gema Ramadhan, atau bulan-bulan khusus untuk haji. Namun esensi dari panggilan peribadatan itu sebenarnya terjadi manakala Allah secara khusus memanggil hati dan sanubari kita masing-masing untuk mendatangi-Nya. Benar,  panggilan sebenarnya adalah panggilan yang khusus itu....

Nabi pernah bersabda "tiada kebaikan dalam pemborosan, dan tiada pemborosan dalam kebaikan". kalimat kedua itu sebenarnya sangat penting. bahwa kita memang tak semestinya mengerahkan semua tenaga dan upaya untuk ibadah secara maksimal dalam satu waktu, kemudian ketika 'battery' kita habis kita menjadi loyo tak beribadah sama sekali di waktu yang lain. Sedikit asal berketerusan...sederhana namun selalu disadari... secukupnya namun selalu disemangati oleh niat penghambaan yang tulus. Kita, tak seharusnya boros dalam kebaikan.....karena kita manusia, kita memiliki kebosanan...

Nikmatilah saat dimana kita merasa sangat dekat dengan Tuhan... 'sadari' pula dengan sepenuh hati saat kita merasa jauh dengan-Nya....sebuah pengakuan terhadap diri sendiri...sebuah kejujuran yang memang sangat manusiawi. Saya sendiri percaya bahwa pada saat kita menyadari jarak antara KITA dengan TUHAN, disitulah saat-saat kita mampu mempersiapkan perjumpaan yang lebih intim dengan-Nya....

No comments: