Friday, July 27, 2012

Tragedi Mudik yang Manis


Lebaran sebentar lagi dan saya sudah siap-siap mudik. Kemarin saya pergi ke sebuah SALON di salah satu mall ibu kota untuk merapikan rambut saya. Agar tampak lebih ganteng pikir saya..hehe. Hmmm iya, gagasannya adalah mudik lebaran dengan rambut baru...:) Sesampai di Salon, saya memilih hairstyler yang paling professional yang ada disitu. Jika yang lain tarifnya hanya 40.000++ saya rela membayar 60.000++ untuk hairdo yang saya kira-kira handal... Ya, saya tak mau sembarangan kali ini, karena saya sedang memotong rambut yang konon merupakan mahkota penampilan itu...Hmm, Sedikit lebay kali ini, karena saya rindu sekali dengan Ibu saya, dan saya ingin terlihat OKE di depannya nanti.

Selesai saya ajukan request ini dan itu, saya pun tertunduk beberapa saat, sibuk dengan Blackberry saya...subhanallahcepat sekali pemangkas rambut itu bergerak membabat mahkota saya, hingga saat saya melihat ke cermin. saya terpanjat...loh, KOK? Sial....., rambut ala boyband saya ilang!!! hahhahaha 
Sekarang yang ada di cermin adalah seseorang yang tidak begitu saya sukai. ya, diri saya sendiri dengan rambut yang hampir habis... STOP ya mas..."anda benar-benar telah merusak gairah saya di penghujung bulan suci ini" ujar saya dalam hati. Namun apa daya, "rapikan saja mas...teruskan!"

Saya cerita tentang tragedi ini ke beberapa teman pria saya, namun menyesakkan...komentar mereka tak semuanya menyenangkan. Beberapa teman bilang "lagian, kamu ini metrosexual sekali ya?" yang lain bilang "salah sendiri terlalu ngurusi penampilan" yang ketiga menertawakan "hahaha...rasain, makan tuh poni kuda" duh duh duh teman-teman...kalian anti sekali dengan perawatan diri. ini kan hanya soal memotong rambut di salon, bukan mandi susu atau SPA aromatherapi! 

Saya ingin mengatakan bahwa dahulu sahabat Rasul bernama Abdullah bin Abbas dikenal sebagai pria paling harum dan perfect dalam mengurus penampilan. Rasulullah menyukainya. beberapa Sahabat lain sampai bertanya kok anda sebegitunya dengan penampilan anda? namun dengan lantang Ibnu Abbas berkata, bukankah Allah berfirman..."dan wanita-wanita itu memiliki hak yang sama, sebagaimana mereka memiliki kewajiban yang diembankan pada mereka, berupa kebaikan-kebaikan (Q.S. al-Baqarah: 228).. Jika wanita diperintah berhias agar para suami senang melihatnya, maka sebenarnya suami pun berkewajiban menjaga fisik dan penampilannya agar istri mereka juga suka melihat suaminya. Nah, gara-gara penafsiran metro ala Ibnu Abbas ini, banyak kemudian dari kalangan para Sahabat yang mandi dua kali sehari, padahal biasanya mereka mandi sehari sekali atau dua hari sekali...:) 

Teman, Tuhan menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling baik bentuknya Ahsana Taqwim. Professor Zainun Kamal kemarin menafsirkan 'Ahsana Taqwim" sebagai "sebaik-baik rancangan", bukan hasil jadi. Taqwim adalah potensi, sebuah design yang harus kita urus dan kita lanjutkan kebaikannya. Dalam status facebook saya beberapa hari yang lalu saya tulis bahwa "menjadi tua itu pasti, tapi menjadi menarik lebih lama, itu mutlak pilihan kita..." mutlak usaha kita untuk menjaganya...

Orang yang menyia-nyiakan penampilan fisiknya adalah mereka yang tak mensyukuri karunia Tuhan. Hemat saya, jika dilakukan dalam batas-batas yang masuk akal dan tidak extravagant, maka sebenarnya menjadi wanita pesolek atau pria metro itu tidak ada jeleknya. Sebagaimana jiwa yang selalu memungkinkan untuk berkembang lebih baik, penampilan dan kesehatan fisik adalah juga titipan Allah yang seharusnya dijaga dan dikembangkan. Ada ujaran yang mengatakan"When you look good you feel good, when you feel good you look good" (jika kamu terlihat bagus, maka jiwa mu akan merasa bagus, jika jiwamu merasa bagus, maka penampilan fisik mu pun akan terlihat bagus)

Perihal rambut saya tadi, itu adalah sebuah kecelakaan kecil yang ingin saya refleksikan... ada sedikit luka berupa penyesalan di hati. Wajar, karena saya harus membayar sekian puluh ribu hanya untuk terlihat lebih buruk dari sebelumnya. Namun saya tahu, bahwa penampilan fisik ini adalah urusan saya, jadi saya buka lemari saya dan saya temukan peci bulat yang biasa saya pakai ketika shalat Jum'at. Saya ambil peci itu dan saya kenakan....Hmmm ternyata.., saya tidak begitu menyesali rambut saya yang hilang tadi. perasaan saya kembali membaik...dan saya pun berangkat mudik dengan menggunakan peci, kaos oblong dan celana 3/4 andalan saya ketika travelling.

Ketika mengetik tafakkur ini saya sedang berada di dalam kereta mudik menuju Bandung dan Malang...di dalam stasiun tadi ada yang menyapa "Assalamualaikum ustadz...anda yang tampil di TV itu bukan?" hahhaa saya bilang "bukan...mbak.." kemudian sambil nyengir mbak-mbak itu pergi sambil bilang "oh maaf....saya kira.."

Hehehe...diam-diam, saya tersenyum sendiri mengingat manis-manis kecil di bulan ini. Ramadhan yang hampir pergi masih menyisakan legit yang sayang jika tak dilukiskan rasanya. Saya menikmati setiap detik bulan ini...walau seringkali saya mengeluhkan bosan, malas dan tak begitu berharap lagi tentang gagasan-gagasan kembali fitri dan pencapaian atas kemenangan...

(Madyan: Tafakkur Ramadhan)

No comments: